Jumat, 11 September 2009

TUGAS PRAKTIKUM GIZI OLAHRAGA REVIEW JURNAL KESEIMBANGAN ENERGI SELAMA DUA HARI BERSEPEDA SECARA BERTURUT-TURUT

ABSTRAK
Studi ini mengujikan kemampuan peningkatan daya tahan tubuh atlet untuk meregulasi tubuhnya selama melakukan usaha dalam pencatatan selama periode terpanjang saat bersepeda.Usaha tersebut dibutuhkan atlet untuk menyelesaikan lintasan lari sekitar 20 km/jam dengan 15 menit istirahat teratur setiap 8 jam. Tes laboratorium menentukan persamaan regresi konsumsi oksigen di jantung yang tidak mampu mengkalkulasikan pengeluaran energy dari jantung selama dilakukan usaha. Asupan energi ditentukan oleh catatan diet yang tidak ditimbang yang dikumpulkan di saat waktu konsumsi. Atlet diberikan waktu 46.7 jam untuk menyelesaikan 1126 km dengan kecepatan 24±1.6 km/jam. Dia mengeluarkan 14486 kkal dan mengkonsumsi 11098 kkal, menghasilkan deficit energi (-3290 kkal) dan kehilangan berat badan (-0.55 kg). Asupan karbohidrat (42±32 g/hr), air (422±441 ml/hr), dan sodium (306±465 mg/hr) semuanya di bawah perhitungan rekomendasi. Atlet tidak dapat meregulasi makanan dalam tubuhnya atau intensitas latihan untuk mencegah keseimbangan energi negatif.
















LATAR BELAKANG
Daya tahan tubuh atlet diujikan pada saat melakukan usaha untuk keseimbangan kebutuhan energi yang tinggi untuk bersaing secara sempurna. Ketika asupan energi berlebih sebesar 4500 kcal/hari, atlet biasanya akan mencampur makanan di dalam mulut dan mencernanya secara benar-benar sempurna. Saat pertandingan kebutuhan energi ini akan bersaing dan mencegah distress abdominal dan diare, atlet secara khas memilih energinya dari makanan padat, gel, dan cairan. Tipe makanan tersebut memberikan volume pada lambung untuk menjaga dan meningkatkan kenyamanan lambung serta mencegah dehidrasi. Pola makan disiplin seorang atlet ditambah dengan resep obat yang sewajarnya oleh ahli diet olahraga dibutuhkan atlet untuk mencegah keseimbangan energi negatif dan menjaga daya tahan tubuh.
Beberapa atlet memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi untuk menyempurnakan regulasi pemasukan energi tubuh mereka selama latihan peningkatan daya tahan tubuh, tapi satu kasus yang terjadi sebelumnya pada perlombaan lari 1000 km dari Sydney to Melbourne di Australia. Pelari maraton dari Yunani bernama “Yiannis Kouros”, melintasi hampir lima hari pertandingan dengan tubuh yang dapat meregulasi lebih banyak makanan diantaranya karbohidrat (95%). Gula-gula tebal yang berasal dari Yunani dan biskuit yang dilumuri madu dijadikan makanan ringan setiap 30 menit, kemungkinan Kouros mengkonsumsi makanan tersebut dengan rata-rata yang menakjubkan yaitu 11,074 kcal/hari.
Maksud dari studi kasus ini untuk menaksir kemampuan dalam meningkatan daya tahan tubuh atlet seharusnya selama usaha regulasi asupan energi tubuhnya yang tercatat pada catatan dunia selama periode terpanjang saat bersepeda.









METODE
Subjek
Seorang pria pesepeda amatir berusia 35 tahun (TB = 172 cm, BB = 72 kg). Mempunyai pengalaman pada kegiatan yang membutuhkan daya tahan tubuh yang tinggi.
Persiapan Subjek
Subjek menyelesaikan program pelatihan daya tahan tubuh selama enam bulan. Diberikan panduan tentang ukuran dan tipe makanan untuk konsumsi dengan tekanan spesifik KH, Na, dan ukuran cairan. Subjek diharuskan mempersiapkan seluruh kebutuhan perjalanan, diantaranya ia mengkonsumsi minuman berolah raga, batang protein, dan gel energy.
Percobaan laboratorium sebelum pendataan
Atlet

2 protokol bersepeda ergometer






Hasil dikumpulkan dan dianalisis tiap 15 detik menggunakan diagram metabolic

Dikalkulasikan konsumsi O2 (VO2), menit ventilasi (VE), produksi CO2 (VCO2), dan rasio pertukaran respirasi (RER).

Dilakukan kalibrasi penganalisis gas sebelum percobaan
(gas dicampurkan pada ruang udara)

Detak jantung diukur dengan telemetridan dicatat tiap 15 detik
(VO2 dan nilai detak jantung diperoleh selam tes multiple beban kerja sub maksimal)
Standar indikator untuk mencapai VO2 maksimum
o Tes tambahan kelelahan
o Kondisi sangat kelelahan
o Kestabilan konsumsi O2

Cara mencapai VO2 maksimal
o Meningkatkan tingkat kerja
o Detak jantung ≥90% dari usia maksimal yang diprediksi
o Rasio perubahan respirasi >1,15
Tiga criteria di atas ditentukan dengan 4 deret paling tinggi pada nilai 15 detik.
Usaha Pencatatan Dunia
Sebelumnya dunia mencatat pada posisi 77 jam 15 menit, percobaan yang dilakukan minimal mencapai 20 km/jam dengan tiap 8 jam berhenti selaman 15 menit.
Catatan diusahakan pada putaran stationer, yaitu:
• Jarak tetap dijaga dan kecepatan dipertahankan, kemudian dikalkulasi dengan komputer yang telah dikalibrasi dan terpasang pada sepeda
• Catatan hasil percobaan seperti denyut jantung, tekanan darah, dan cairan serta asupan makanan dicatat dengan perincian waktu sebagai berikut:
o Denyut jantung dicatat tiap menit
o Pengeluaran yang dikalkulasi dengan persamaan yang diperoleh dari tes beban kerja sub maksimal laboratorium
o Tekanan darah dicatat tiap jam
o Massa tubuh diukur tiap 8 jam
o Pengeluaran urin ditimbang keseluruhan
• Total E, KH, P, L, Na yang dikonsumsi atlet dianalisis oleh komputer













HASIL
Test laboratorium
Berdasarkan hasil test didapat bahwa volume O2 maksimum adalah 60.3 ml/kg/min dengan daya puncak sebesar 315 W. hubungan antara batas jantung dan VO2 ditentukan dengan perkalian beban kerja yang diwakilkan dengan persamaan (VO2 (ml/min) = 26.826 * batas jantung – 1434.6, r2 = 0.9974). nilai energi pengeluaran (kal) dihasilkan dari perkalian dengan memperkirakan VO2 (L/min) sebesar 4.948. factor konversi ini didapat dari rata-rata pernafasan non protein yang dibagi dengan nilai perkalian submaximal selama kerja.
Record Attempt
Atlet yang menghabiskan 46 jam 44 menit dan 20 detik dalam siklus statik secara kontinu selama kerja. Suhu disekitarnya dari 16.9 – 27.9oC kelembapan relative dari 44 - 65%. Jarak total yang mencakup 1126 km dengan kecepatan rata-rata 24 + 1.6 km/hr dan 91 + 15 bpm. Intake gizi makro, jumlah energi masuk dan yang keluar dirata-ratakan melalui siklus periode > 8 jam secara kontinu dijelaskan dalam tablel 2. Laju rata pencernaan (jam) seperti karbohidrat 42 g (interval 0-125), lemak 5 g (interval 0-34), protein 6 g (interval 0-28) dan natrium 306 mg (interval 0-2781). Atlet rata-rata mengkonsumsi air 422 ml per jam (interval 0-1353) dan akan menghasilkan 107 ml urin per jam dengan laju intervalnya 0 – 650. Atlet akan kehilangan 0,55 kg berat badan jika kerja di atas durasi biasanya (72.7 ke 72.15 kg).
Jumlah kumulatif energi pemasukan dan energi pengeluaran secara keseluruhan dijelaskan dalam gambar 1. Jumlah pemasukan energi adalah sebesar 11.197 Kcal (46.9 MJ) dan pengeluaran 14.487 Kcal (60.7 MJ), jumlah energi yang berkurang selama bergerak sebesar 3.290 Kcal (13.8 MJ). Rata-rata keseimbangan energi per jam adalah -72 + 208 Kcal dengan range antara -532 - 439.








DISKUSI
Penemuan utama dari studi kasus ini adalah bahwa seorang atlet tidak dapat mengatur asupan energi dan intensitas latihannya sendiri untuk mencegah kekurangan energi. Dalam perbandingannya terhadap pengukuran langsung dari energi yang dikeluarkan oleh kalorimeter seseorang ditentukan dengan metode hubungan detak jantung dengan volume O2, digunakan dalam studi terkini, telah menunjukkan bahwa pengukuran dapat diterima dari energi yang dikeularkan selama intensitas latihan yang rendah. Sebagaimana intake energi yang dilakukan dengan analisis makanan tanpa pengukuran berat, dicatat setiap kali makan. Ini memungkinkan bahwa berat makanan mungkin tidak tercatat secara detail, oleh karena itu terjadi estimasi yang rendah terhadap pengukuran total asupan energi.
Bagaimanapun kesesuaian yang sangat luar biasa diantara defisiensi energi yang diestimasikan (3290 kkal) dan yang dihitung dari pengurangan berat tubuh/BB (3286 kkal) mengindikasikan bahwa dalam peristiwa ini, metodologi yang digunakan menentukan representasi yang akurat dari defisiensi energi. Sebuah penjelasan alternatif bahwa metodologi yang berlebihan atau yang diundersetimatekan dengan ukuran yang sama, tidak mungkin dapat memberikan metodologi yang tepat untuk asupan dan pengeluaran secara umum baik yang berlebihan maupun estimasi rendah.
Intensitas bersepeda adalah 20% lebih tinggi dari yang diperlukan untuk mengatur pencatatan, oleh karena itu tidak diperlukan peningkatan terhadap energi yang dikeluarkan. Selama 24 jam pertama, energi yang dikeluarkan oleh sang atletik adalah 9975 kkal (41,8 MJ), lebih kecil dari 17430 kkal (72,9 MJ) yang tercatat selama balapan sepeda ultraendurance XXAlps 2004. Hasil ini diestimasikan dengan pemantau heart rate s710 polar yang telah menunjukkan untuk overestimate terhadap energi yang dikeluarkan dari 38% dibandingkan dengan seseorang berhubungan antara detak jantung dan konsumsi oksigen. Energi yang dikeluarkan selama 24 jam pertama memungkinkan untuk dibandingkan lagi nilai yang tercatat selama Tour de France (24,7 – 38,4 MJ), Cross Country Skiing (25,4 – 34,9 MJ), atau ekspedisi ke Benua Artik/ Antartika (23,6 – 32,4 MJ). Nilai pengeluaran energi harian yang tertinggi dari yang tercatat didapatkan selama lintas Antartika, dimana selama sembilan hari, dua orang pengembara dirata-ratakan 10,564 dan 11,634 kkal/hari (44,2 dan 48,7 MJ/hari) ketika secara teoritis yang tertinggi terhitung 13,675 kkal/ hari (57,2 MJ/hari).
Berdasarkan estimasi BMR (Basal Metabolic Rate) untuk laki-laki dengan berat badan 70 kg dari 1640 kkal/hari, 24 jam pertama juga menunjukkan pengeluaran 6.1 kali BMR. Manusia yang tidak bergerak secara umum mengeluarkan 1.7 kali BMR per hari. Ketika selama bersepeda Tour de France (1984) mencapai 5.4 kali BMR. Berdasarkan laporan tersebut, nilai pengeluaran harian yang tertinggi adalah 6.7 kali BMR, termasuk tikus percobaan yang sedang menyusui. Hasil dari studi saat ini menunjukkan bahwa seorang atletik, ketika latihan pada saat intensitas yang rendah (tabel 1), mengeluarkan jumlah yang luar biasa dari energi berlebih dari serangkaian usaha. Hasilnya, bagaimanapun, adalah inflasi dalam perbandingan untuk mempertahankan nilai pengeluaran harian sebagai semua latihan untuk atlet kecuali 30 menit dari 24 jam tersebut.
Rata-rata asupan cairan atlet sebesar 422 ml/jam, sangat serupa dengan 417 ml/jam yang tercatat selama 24 jam pada Road Race di Britain, tetapi secara substansial kurang dari 700 dan 1300 ml/jam selama RAAM dan Tour de France, berurutan. Asupan cairan tubuh juga kurang dari 500 – 800 ml/jam seperti yang direkomendasikan untuk Cycling leg of Ironman Triathlons (Triathlons merupakan pertandingan dengan 3 kompetisi: renang, bersepeda, dan lari), tetapi dengan mempertimbangkan dengan penambahan durasi dan intensitas yang rendah dari latihan pengaturan intake cairan sendiri muncul selaras untuk menjaga dehidrasi.
Total volume dari cairan yang dikonsumsi (ditambah air yang terkandung makanan) adalah 13 liter lebih besar dari volume urin yang diproduksi. Keseimbangan yang positif ini tidak menunjukkan sebuah peningkatan yang tidak dapat dijelaskan massa tubuh sebagai intensitas dari latihan yang dipertahankan telah menunjukkan untuk produksi keringat pada kecepatan 233 ml/jam dan kehilangan air dan kotoran yang tidak terasa dapat dihitung untuk unexplained 2.4 liter. Latihan ultraendurance juga menunjukkan peningkatan total cairan tubuh dan ini memungkinkan peningkatan total cairan tubuh dan ini memungkinkan bahwa kehilangan dari cairan dapat dikarenakan keringat yang mungkin lebih rendah dari yang diestimasikan, sebagaimana kecepatan produksi keringat akan fluktuasi dengan perubahan kondisi cuaca, terutama sekali pada saat larut malam.
Laju minimal ekskresi keringat yang djaga selama bersepeda tidak dapat diserap kembali, sebagian besar dari natrium disekresi oleh kelenjar.Individu yang tidak bisa beradaptasi pada perubahan cuaca ditambah dengan peningkatan resiko berolahraga digabungkan hyponatremia hasil dari pencernaan natrium minimal atau kebutuhan air yang berlebih, dapat menghasilkan kompllikasi-komplikasi yang mengancam kehidupan. Meskipun The American College of Sports Medicine menganjurkan suplementasi natrium sebesar 0,5-0,7 g/L (8,6-12 mmol/L) saat mereka berdiri lebih dari satu jam. Pada orang yang memiliki daya tahan yang lebih tinggi dari hyponatremia, suplementasinya ditingkatkan 1,15 g/L (50 mmol/L). Saat ini kebutuhan natrium para atlet adalah 0,008 g/L (0,03 mmol/L) dibawah tingkat yang dianjurkan, dari perhitungan hasil laju keringat pada kehilangan natrium minimal, mungkin dihasilkan oleh atlet yang menderita hyponatremia yang dibuktikan dengan ketidakmampuan atlet untuk berdiri, kepeningan, dan situasi bingung mulai mengundurkan diri dari kegiatan ini.
Anjuran sekarang untuk suplementasi CHO selama latihan dayatahan tinggi adalah 30-90 g/jam. Dalam pembahasan ini, atlet rata-rata hanya 42 g/jam dan dikonsumsi lebih besar dari anjuran minimum dosis CHO (52%). CHO penting dalam memperpanjang rendahnya intensitas latihan dalam menyediakan para perantara penting (misalnya oxaloacetate dan pyruvate) untuk oksidasi lemak. Tahap-tahap dari kebutuhan CHO, pada pembahasan sekarang, dihasilkan dalam penipisan dari penyimpanan endogen dan hypoglycaemia. Kebutuhan CHO cukup penting untuk memelihara latihan dan memperpanjang waktu tanpa mulai kelelahan.
Meskipun disediakan dengan petunjuk yang sesuai, atlet tidak mempersiapkan kebutuhan energinya untuk catatan usaha. Dia melengkapi kebutuhan energinya dari minuman berenergi, protein batang, dan gel energi (Endura) dengan pilihan impuls dari dekat outlet makanan komersil. Pilihan impuls ini termasuk nasi goreng, McDonals, dan daging babi dan telur. Dalam beberapa peristiwa dayatahan tinggi, kebutuhan atlet untuk makan ketika bertanding, akan menguatkan dan dianjurkan bahwa atlet memulai pertandingan dengan semua makanan dan cairan yang direncanakan dan disiapkan menurut anjuran gizi, suka dan tidak suka, dan kemampuan untuk menyimpan item-item untuk dikonsumsi. Pilihan-pilhan juga dibutuhkan ketika terjadi kepenatan bumbu dan makanan, seperti kasus selama kejadian-kejadian dayatahan tinggi sering terjadi (tidak dipublikasikan-observasi pribadi). Perencanaan dan persiapan yang buruk, baik sebagai faktor biasa yang lain seperti ketidaknyamanan gastrointestinal dan kehilangan nafsu makan, mungkin menjadi atlet tidak berhasil memerlukan energinya untuk petandingan.
Ini tidak diketahui dari data persisnya sekarangg mengapa atlet tidak dapat melengkapi catatan usaha. Sebuah keadaan energi yang kekurangan, dan meskipun kehilangan masa tubuh, adalah umum dalam kejadian-kejadian dayatahan tinggi.. Disamping kebutuhan CHO tidak cukup, kekurangan tidur dan sebuah sistem imun yang tidak memperlihatkan keluhan yang disebabkan kuman virus, dapat mempunyai potensi yang disumbangkan untuk usaha yang gagal.

























KESIMPULAN
Delapan jam pertama terutama menyoroti kekurangan dari pengaturan diri dengan lebih rendah daripada kebutuhan total energy, dan terutama CHO, asupan, dan meningkatkan pengeluaran energy. Menanggulangi jumlah awal deficit energy, ketika atlit tetap berkompetisi, kapasitas pencernaan gastrointestinal menjadi sulit dan terbatas Ketidakmampuan atlit untuk menyeimbangkan energi mereka menggambarkan pentingnya peran dimainkan oleh ahli gizi olah raga dan ahli fisiologi dalam merencanakan dan memantau asupan dan pengeluaran energy, berturut-turut, untuk ketahanan tubuh yang tinggi.

























LAMPIRAN
Tabel 1. Cardiovascular and performance data during the record attempt
Day Time Distance (km) Speed (km/Hr) Heart Rate (bpm) Blood Pressure
Tuesday 1600-2400 182 22,7 110 124/73
Wednesday 2400-0900 197 24,6 103 146/83
wednesday 0800-1600 193 24,2 95 134/78
Wednesday 1600-2400 206 25,8 86 135/87
Thursday 2400-0800 193 24,2 76 130/87
Thursday 0800-1444* 155 22,3 76 135/80
Average 193 24,1 91 134/81
Total 1126
* The final time period was only 6 hours 44 minutes