Sabtu, 10 Oktober 2009

Hiperkatabolisme

kuliah kali ini tentang hiperkatabolisme,. hmm..tapi sebelum menjelaskan isi materi kuliahnya, aku akan sedikit menjelaskan tentang pematerinya. Dosen yang satu ini sepertinya bermetamorfosis sempurna, beliau sangat berbeda dari dosen yang dulu pertama kali aku kenal. Pertama kali aku kenal beliau, kesannya sangar, galak, dan "killer" (haha..lebay), tapi emank begitu adanya. Aku aja pernah diusir gara-gara telat masuk kelas kuliahnya beliau, selain itu teman-temanku yang lain juga tidak lepas dari semprotannya. Tapi sekarang...beda..banget, ngajarnya uda bisa fun, santai, dan jadi lebih masuk otak aja kalau kita gak tertekan kayak smester-smester kemaren.
Hmm..kayaknya sekarang beliau uda tau cara ngadepin angkatan kita, soalnya kita-kita itu kalau dikerasin malah gak bisa respect, apalagi nurut..jauh deh..
Makanya sekarang beliau jadi pribadi yang menyenangkan di hadapan kita..(soalnya baru dapet informasi, kalau ngajar di tempat lain masih galak-galak gitu,hehe..itu mah DL)
Materi dietetik yang diberikan kemaren bout Hiperkatabolisme. Pada prinsipnya Kekurangan Energi Protein terjadi karena intake yang kurang atau kebutuhan yang tinggi. Intake yang kurang bisa terjadi pada orang yang sakit disertai anorexia, gangguan pencernaan, dan penyerapan. Anorexia ini terutama terjadi pada penyakit kronis. Sebelumnya mau ngejelasin dulu, anorexia itu penolakan seseorang terhadap makanan. Gampangnya, tu orang gak mau dikasih makan..
kebutuhan yang meningkat menyebabkan hiperkatabolisme. Misalnya, pada saat puasa, energi diambil dari cadangan energi yang tersimpan dalam tubuh sehingga menyebabkan hiperkatabolisme. Fisiologisnya terjadi pada orang hamil, karena dibutuhkan untuk pembentukan dan perkembangan janin; dan untuk pertumbuhan.
Secara patologis, hiperkatabolisme terjadi pada luka dan sepsis, pokoknya segala sesuatu yang berkaitan dengan perbaikan dan panambahan jaringan.
Nah, proses terjadinya hiperkatabolisme ada beberapa tahap.
pertama, kelaparan tahap awal (5-7hari). Kalau seseorang tidak makan, sementara pengeluran energinya tetap (> 1800 Kal). Bila tidak ada intake, maka energi akan diambil dari pemecahan glikogen di hati, karena glikogen di otot tidak dapat digunakan. Ketika glikogen habis, maka terjadi hidrolisa (pemecahan) protein otot yang disebut sebagai glukoneogenesis.
kemudian, 500 gram protein akan hilang (sekitar 5 %), terutama protein plasma (albumin turun), dan enzim-enzim pencernaan akan hilang. Berikutnya akan terjadi liposis (pemecahan lipid) tiap 1800Kal dan 160 gram jaringan lemak akan hilang.
Pada minggu selanjutnya, kelaparan jangka panjang (5-6 minggu):
- metabolisme rate akan turun
- pengeluaran energi juga menurun
hal ini akan mengakibatkan aktivitas dan suhu turun, dan mengantuk. Biasanya penderita ini juga akan mengalami penurunan aktivitas respirasi, yang berimbas pada terjadinya pneumonia.
Lain halnya dengan hiperkatabolisme pada luka atau sepsis. Pada kasus ini, terjadi peningkatan katabolisme, terutama protein digunakan untuk pembentukan jaringan baru (misal, bekas operasi), mengganti sel darah dan protein plasma yang hilang dan sebagai reaksi terhadap adanya infeksi.
untuk penderita hiperkatabolisme, biasanya diberikan diet yang tinggi kalori dan tinggi protein (ETPT). Diet untuk infeksi berat, diberikan diet yang disesuaikan dengan kebutuhan, ETPT ini diberikan pada saat pemulihan. Karena biasanya jika seseorang menderita suatu penyakit, maka nafsu makannya akan hilang. Nah, tugas dietetian adalah memberikan menu yang kira-kira dapat menggugah selera si pasien, gampangnya yang penting tu pasien makan jangan mikirin kecukupan energinya karena pasti gak bakal cukup. kalau dia sudah pulih, baru diberikan diet yang sesuai denga kebutuhannya.
Syarat pemberian diet ETPT:
Energi dan protein lebih dari normal, tinggi vitamin dan mineral, lemak menurunkan massa makanan, pilihan bahan berenergi tinggi tapi mudah dicerna, pemberian lemak cukup, frekuensi makan sering, makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa.
Nah, semua hal tersebut saling terkait, intinya yang penting terpenuhilah pemberian diet energi tinggi dan protein tinggi.
regards
MS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar